Header Ads

Tai Adalah Cinta

Dengan mengucap nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Saya dedikasikan tulisan ini untuk para anak Cak Man yang dirundung nestapa cinta. Kenangan bersama dia yang kembali datang di kala hujan.

Di hari penuh kasih sayang ini, marilah sejenak mengheningkan cipta. Kita renungkan apa saja yang telah kita lakukan dengan mantan. Siapkan kopi dan tisu sebagai amunisi. Minumlah kopi untuk pengingat kenangan, tisu cocok digunakan menghapus rintihan tangis air dedek kecil, eh maksudnya air mata.

"Cinta itu mempunyai kesanggupan yang hebat. Dia bisa membuat binatang menjadi manusia, dan manusia menjadi binatang." Begitulah kata William Shakespeare, penyair asal Britania Raya. Keagungan dari seonggok cinta mampu membuat manusia terlena akan kebahagiaan. Disadari atau tidak, cinta juga akan membuatmu tergigit ular kobra, mamatikan !

Mengapa cinta dapat mematikan seseorang ? mengapa cinta yang diagungkan oleh kaum alay macam Agung Ardiansyah, Joko Cahyono, serta sederet aktivis kampus lainnya dapat mengubur masa depan cerah mereka ? sebuah pertanyaan menusuk hati yang paling dalam. Mantap Djiwa !

Jawaban dari keseluruhan tentang cinta diatas dapat terjawab di dalam hadist shahih dari Kakek Son Gohan. Beliau mengungkapkan "Jawaban dari cinta itu ada di ujung langit. Kita kesana dengan seorang anak. Anak yang pantas, dan juga pemberani". Kakek Gohan menjelaskan, ketika seseorang mempertanyakan tentang cinta maka ia harus beristikhoroh kepada sang Pencipta.

Nietzsche -filsuf asal jerman- dengan tegas menolak hadist Shohih milik Kakek Gohan. "Cinta adalah penyakit. Ia membuat orang lemah di hadapan insan yang dicintainya. Ia menyebabkan candu kehidupan, seakan-akan hidup tak punya arti tanpanya, dan seseorang harus memiliki kebergantungan dengannya. Oleh sebab itu, aku tak mau terjerat cinta, dan tidak akan menoleransi diriku terjebak cinta untuk selama-lamanya" Begitulah katanya. Nietszche yang berpandangan pesimis tentang cinta mengungkapkan cinta malah membuat kita lemah, baik lemah hati maupun lemah syahwat.

Silang pendapat antara kaum positivisme dan pesismisme cinta bakal tidak digubris oleh kaum alay. Pada dasarnya pemikiran kaum alay menganggap cinta adalah suatu bentuk satu kesatuan utuh antara bahagia dan nestapa. Jatuh bangun memperjuangkan cinta bagi Agung, Joko, dan para aktivis kampus lainnya adalah hal yang biasa.

Pemaknaan cinta yang tidak terlalu filosofis, membuat kaum alay dengan mudah bergonta-ganti pasangan demi merengkuh cinta sejati. Terkadang cinta membuat bahagia, namun lain waktu cinta dapat menyebabkan nestapa, impotensi, gangguan kehamilan, dan janin. Unsure "move-on" jadi kunci agar kehidupan tak berujung maut akibat kegagalan cinta.

Dengan sekelebat masalah yang dialami tentang cinta. Saya malah menganggap cinta sebagai barang menjijikkan, namun sangat dibutuhkan. "Cinta adalah taek -tai-" adalah sebuah argumentasi serius tentang pembodohan, namun juga muara dari sebuah kebahagiaan. Tanpa cinta, dunia akan terasa hampa. Tak akan ada konflik yang mewarnai kehidupan kita.

Analoginya seperti ini, sudah menjadi ketetapan bersama taek digeneralisir oleh kaum berpahaman jijikisme menjadi barang haram yang tak layak diperbincangkan. Semua orang memafhumi itu. Namun, tanpa adanya taek tidak mungkin ada pupuk yang menyuburkan sawah petani. Tak kan ada petugas kebersihan macam Sedot WC. Juga tak kan ada pengusaha pembuat westafel. Barang sehina itu dapat menghidupi banyak orang, mulai dari kaum papa sampai konglomerat. Bahkan bisa kalian bayangkan bila tidak ada taek di dunia ini, mau jadi apa perut kita ? ahh. Semua butuh taek !

Barangkali itu pula yang mendasari pemikiran saya tentang "cinta adalah taek". Seburuk apapun pandangan kita terhadap taek, yang namanya sebuah kebutuhan yang hakiki patutlah dipenuhi. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada Kakek Gohan, Nietszche, serta kaum alay, saya mengakui kita semua umat manusia membutuhkan cinta. Apapun bentuknya.

Namun yang perlu ditekankan, cinta tidak hanya berujung ke pacar, gebetan, atau bahkan mantan. Bila anda masih punya pemikiran seperti, saya sarankan untuk pergi saja ke Suriah. Wakafkan hidup kalian ke Jalan Tuhan untuk memerangi kebathilan.

Cinta itu universal ! Cinta kepada Tuhan, orang tua, sahabat, bahkan alam bisa dimaknai sebagai bentuk agung itu. Namun itu bukanlah sebuah pledoi bagi jiwa-jiwa jomblo yang dirundung keinginan kasih sayang. Karena setiap orang punya caranya sendiri untuk mencinta dan dicinta.

Akhirul Kalam, di tengah hiruk pikuk malam penuh kasih sayang ini saya ucapkan "Selamat Hari Valentine" bagi yang menunaikan. Bagi yang tidak merayakan tenang saja, stok dedek-dedek gemesh masih banyak tersedia. Sepiklah mereka seperti engkau mau mati besok ! Hidup cinta, hidup taek !

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.