Header Ads

KUMPULAN PUISI



Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan beberapa tulisan tangan yang telah saya salin di dua buku catatan milik pribadi saya berupa puisi. Tulisan-tulisan ini pada hakekatnya adalah curahan hati saya. Kemudian terbesit keinginan untuk mendokumentasikannya di dalam blog. Karena saya sadar. Dengan menyimpannya di dalam buku catatan saja, kemungkinan hilang jauh lebih besar apabila tidak di-copy ke bentuk lain. Singkat cerita, selamat menyelami dunia saya. semoga bermanfaat bagi saya dan kalian semua yang mau membaca tulisan gila saya.

                                                                                                             Sekret LPM Manifest, 06 Februari 2016
            Salam damai dan cinta


Herman Setiawan


 
TAKUT

“Menulislah, maka kau ada”
Kata yang sering terdengar indah dalam hati seorang pencari berita
Menulis tentang kebenaran, berselimut fakta
Tentang tugas mulia, yang menurut sebagian orang hampa tanpa makana

Jujur hati ini takut
Takut saat akan memulai tugas ini
Takut dimarahi dosen, diberi nilai jelek
Sampai ancaman resend dari kuliah
Berfikir negatif, ketakutan yang nyata

Ya itulah pers mahasiswa
Sebuah pekerjaan yang menurut saya mulia
Berjuang dengan pena, tanpa menuntut harta
Membawa sejuta aspirasi dari mahasiswa

Hanya butuh keyakinan sedikit saja
Bimbingan dari para senior sudah pasti juga
Semoga saja diri ini segera terbiasa
Dengan kejamnya dunia pers mahasiswa
Jember, 3 September 2015

Di Dalam Kesendirian

Entah, aku tak mengerti
Fikiran yang selalu saja gelisah
Tak punya arah
Apalagi tujuan

Hembus angin seolah menamparku
Langit biru seolah mengolok-olokku
“Mau jadi apakah dirimu ?”
“Mau jadi apa jika terus seperti itu ?!”

Malas seakan membunuhku
Tak ada semangat yang nyata
Mungkin butuh semangat dari seorang wanita
Tapi, ah sudahlah lupakan

Mungkin aku sebaiknya diam menyendiri
Merenung, berfikir, tenangkan hati
Ubah diri sendiri
Bersyukur dengan apa yang dimiliki
Kegelisahan ini, bukan tuhan yang buat
Semua tergantung niat
Aku harus berubah
Iya memang, kamu harus berubah til

Tetap ingat dan yakinlah
Di dalam kegelisahanmu
Di dalam kesendirianmu
Masih ada dua orang yang harus engkau bahagiakan
Ayah dan Ibu
Ingat itu.
Jember, 30 Agustus 2015

Sakit itu Bernama Rindu

Sampai saat ini
Wajahmu tetap membekas di hati
Hampir setiap hari
Senyummu ada dalam mimpi

Tuhan, entahlah mengapa
Tak terbayang, tak terkira
Perasaan yang tetap sama, apa adanya
Jagalah dia untuk hamba

Untukmu yang selalu kurindu
Cinta.
Jember, 26 Agustus 2015

Pelabuhan Terakhir

Cintaku padamu
Bagaikan lauatan luas yang tak ada ujungnya
Damai indah, tentram
Tak akan lekang oleh jaman

Kubiarkan kau berlayar sesukamu
Pastinya dengan kapal bernama hatimu yang kau nahkodai
Disaat kau terus menerus singgah di banyak hati
Kan kusiapkan sebuah tempat indah bagimu
Pelabuhan terakhir bernama hatiku
Dan berharap itu sebagai pemberhentian terakhirmu


Rumah Hatimu
Oleh Fusliyanto

Rumah. Sejauh manapun kau melangkah dan berlari, kepadanya juga aku kembali.
Rumah. Karena disanalah hati begitu nyaman berdiam, ada rindu yang terus bernyawa. Membawa inginku selalu kembali kepadanya.
Rumah itu kamu. Semesta nyaman yang menjalar dan teduh yang berjajar. Menguar rindu yang tak terbilang. Mengejar cinta tanpa tanda tany berulang-ulang.
Rumah itu, hatimu.

Bimbang

Saat ini, detik ini
Hati telah mencapai titik beku
Keadaan hati terasa jenuh
Hampa, tanpa rasa tanpa makna

Kebimbangan
Perasaan yang membosankan
Tak punya keputusan
Dan pada akhirnya, pupus tanpa harapan

“apa yang kamu pilih ? siapa yang kamu pilih ?”
Pertanyaan penuh kebuntuan!
Bantu aku Tuhan
Bantulah aku, Cinta.


Kembali Mengingatmu

Matahari kembali ke tempat tidurnya
Bulan pun dengan siap menggantikannya
Di kala adzan maghrib menggema
Hati kembali teringat dengan cinta

Tak terhitung kiranya
Wanita yang singgah dan menyapa
Entah mengapa
Hati kembali mengingat Cinta

Semakin sering ku menghapus memori tentangmu
Semakin banyak wanita dekat denganku
Semakin lama ku tak mengabarimu
Semakin cintalah diriku denganmu

Aku memanglah bukan seorang pria
Yang bisa lari di banyak hati wanita
Aku memang bukan seorang lelaki
Yang mudah sekali jatuh hati

Seperti hatiku yang lelah dengan semua gerak-gerikmu. Jujur saja aku lelah. Lelah menjauh darimu, Cinta

----

Menulusuri jalan beraspal di kota Lumajang
Kota dimana didalamnya bersemayam raksasa besar pulau Jawa, Mahameru
Untuk saat ini, aku hanya bisa berdiam diri
Terpaku di lesehan replikamu
Semoga saja
Aku bisa menginjakkan kaki di atas tanahmu
Mewujudkan salah satu impianku
Suatu saat, semoga saja
Amien
Stadion Semeru, 14 November 2015

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.